September 5, 2008

Kalah itu rasanya sakit


Sore kemarin di dalam bus transjakarta, aku sedang duduk dengan mendengarkan musik. Tidak lama masuklah seorang anak perempuan, dengan sepatu kets, celana pendek, kaos longgar, backpack yang terlihat sangat penuh, dan dengan muka lusuh hingga jauh dari gembira. Anak perempuan ini tepat duduk disebelah kiriku. Sedetik memandang aku sudah langsung bisa menebak bahwa anak ini baru saja kalah dari pertandingan basket. Kenapa basket? karena sepatu kets yang digunakan adalah sepatu basket aku tau betul akan itu dan satu lagi, celana pendek yang ia gunakan adalah seragam tim yang tidak mungkin dijual satuan akupun tau itu. Lantas yang membuat aku berfikir dia kalah dari pertandingan adalah tatapan matanya dan caranya dia menggerakkan sebagian anggota tubuhnya, aku melihat ada kekecewaan disana, kekecewaan yang sama yang pernah aku alami. Semoga saja dugaanku benar, seandainyapun salah biarlah menjadi cerita tersendiri. Hmm, dia mirip sekali denganku ketika aku seusianya. Kondisi ini secara spontan menghantarkan pikiranku ke sembilan tahun yang lalu disaat aku duduk di kelas tiga SMP.

Tiga minggu menjelang pertandingan, pihak sekolah tidak mengizinkan ada kegiatan ekskul diatas jam ½ 6 sore, itu menjadi masalah untuk kami tim basket karena jam latihan tetap kami adalah hari Jumat malam dan Minggu pagi. Namun, biasanya untuk menghadapi pertandingan, porsi latihan ditambah di Selasa malam. Peraturan baru itu memaksa kami memutar otak untuk menghadapi pertandingan ini. Akhirnya dicapailah sebuah kesepakatan, bahwa kami latihan basket pagi hari mulai dari jam 5 pagi hingga jam ½ 7 pada hari Selasa dan Jumat sedangakan untuk hari Minggu sesuai dengan jadwal biasanya.

Pertandingan ini sangatlah penting bagiku pasalnya ini merupakan pertandingan terakhirku di SMP karena setelah ini aku harus focus dalam menghadapi ujian. Mengenai jadwal latihan, tentunya mendapat tentangan keras dari orang tuaku karena mereka khawatir akan mengganggu konsentrasi belajarku dan yang paling membuat mereka tidak setuju adalah latihan mulai jam 5 pagi itu brarti harus berangkat jam ½ 5 dari rumah. Walaupun dengan restu yang tidak sepenuhnya dari orang tuaku, aku tetap menjalani latihan itu. Untungnya kakak dari rekan satu timku bersedia mengantar setiap kami latihan pagi.

Latihan pertama dipagi hari, wow suasana sekolah di pagi buta ternyata cukup menyeramkan, ditambah lagi pelatih kami yang kebetulan adalah alumni dari sekolah kami, menceritakan beberapa kejadian menyeramkan seputar sekolah cukup membuat buku kuduk merinding namun tetap saja cerita itu yang selalu kami nanti di setiap awal latihan hehe… setelah semua anak kumpul latihan pun dimulai. Porsi latihan ditambah lebih berat dari latihan biasanya namun aku sangat serius mengikutinya karena tujuanku jelas aku ingin memberikan piala terakhirku kepada sekolahku tercinta. Menjelang pukul ½ 7 sudah banyak murid lain yang berdatangan dan biasanya di akhir sesi kita selalu sparing antara tim cowok dan cewek inilah saat yang paling dinantikan olehku karena saat inilah aku megimplementasikan apa yang telah diajarkan dengan dikombinasikan dengan beberapa atraksi tambahan terlebih lagi saat ini banyak sekali murid yang menonton sparing ini dan memberi dukungan kepada kami. 20 menit menuju pukul 7 pagi latihan diselesaikan dan kami istirahat menyeka keringat yang bercucuran saat latihan, setelah agak kering kamipun bergegas ganti seragam dan segera masuk kekelas untuk memulai pelajaran. Rasa lelah dan kantuk muncul saat jam pertama pelajaran dimulai hingga aku tidak terlalu konsentrasi untuk mengikutinya, namun aku tetap berusaha mengikutinya.

Latihan ini kami lakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Walaupun terasa sangat berat, walaupun tidak mendapat dukungan dari pihak sekolah namun kami tetap menjalaninya dengan sungguh – sungguh.

Tibalah hari pertandingan itu, kami mendapat tim lawan yang kuat. Skill individu mereka jauh diatas kami, permainan tim merekapun juga sangat baik. Diatas kertas memang sudah dapat dipastikan bahwa mereka akan menang, namun pelatih kami terus memberi support bahwa kami juga bisa menang melihat perjuangan yang telah kami lakukan tiga minggu terakhir. Pertandinganpun dimulai, bola pertama berhasil mereka rebut dengan sempurna, tim kita pun tidak tinggal diam. Pertandingan berjalan dengan sangat seru, kami memberikan yang terbaik yang kita punya hingga detik - detik terakhir selisih tiga point untuk keunggulan tim mereka dan aku bisa memperkecil dengan memasukan satu bola itu berarti tinggal ½ bola lagi. Namun apa mau dikata, bel tanda akhir pertandingan berbunyi dan kemenangan lebih memihak kepada mereka.

Tiga minggu perjuangan yang melelahkan hanya dihargai dengan kekalahan di pertandingan pertama. Ini memang bukan kekalahan yang pertama untukku, rasanyapun tetap sama yaitu kecewa namun kekecewaan kali ini sungguh sangat menyakitkan. Seperti biasa seusai pertandingan pelatih kami selalu mengevaluasi hasil pertandingan, namun menurutku sudah tidak ada gunanya lagi toh ini pertandingan terakhirku, tanpa terasa air mata jatuh membasahi pipiku. Aku adalah tipe orang yang tidak mudah menangis dan saat itulah untuk pertama kalinya aku menangis di masa SMP ku.


Dan saat itu pulalah aku mengetahui bahwa kalah itu rasanya sakit

9 Comments:

Anonymous said...

hi win... kekalahan itu memang sakit tapi tanpa kekalahan kita ngak bakalan berusaha untuk menjadi lebih baik lagi... tanpa kekalahan kita juga ngak akan merasakan betapa nikmatnya yang namanya kemenangan, IMO menurut gua aja sih... so jangan takut kalah, takutlah kalo kita ngak punya semangat lagi untuk bangkit dari kekalahan... setuju??? INDONESIA BANGKIT!!! (*Euforia baca blognya winda)

wINz said...

hi yopie, gw ga takut kalah pih tapi gw sakit kalo kalah hehe.. udh ga da tuh INDONESIA BANGKIT, udah ganti jadi INDONESIA MERDEKA!! merdeka = menang, dan menang tidak sama dengan kalah, hingga kalah tetaplah menyakitkan.

Anonymous said...

yasutra berarti lo ngak takut untuk sakitkan karena lo nga takut untuk kalah? betul nak? halah...
INDONESIA MERDEKA, kapan launcingnya lo kaga undang2 gua??? arrgh...
nda tulisan lo bagus, kapan ngelanjutin jadi koki profesional (loh?) hihi becanda nda... keep blogging ya...

GaJeboW said...

ga masalah toh kalah..

klo udh menang biasanya kita jadi merasa puas..terus udh bernti aja gtu usahany

klo sekali2 kalah brarti mnunjukkan kita itu manusia biasa yg punya kekurangan..tp klo kalah mlulu sih namanya ga usaha..

good luck wince dlm memenangkan kehidupanmu nak..

tetap semangath n slalu ceria..

wINz said...

yopie: hehe, bisalah dikatakan begitu. mengenai indonesia merdeka, blm di launch pih. Ntar pasi dikabarin deh
gajebow: manusia biasa tak luput dari kekalahan, thnx ya semoga kelak kita jadi pemenang kehidupan :)

doremi said...

oik nda...
cape g baca blog lu
bahasa nya baku banget...macam baca novel aja g...
Btw kalah itu kan kemenangan yang tertunda, so ENJOY AJA...apaan seh!!!!
Masalahnya kenapa lu dikasih kalah, karena kalo menang terus, lu pasti sombong, sekarang aja lu kalah mulu udah sombong gimana menang...fuih..

Huaaaaa...

Anonymous said...

lebih sakit lagi ditusuk dari belakang... sakitnya minta ampun... (loh?) heheheh

wINz said...

dp: damn...kayanya sombong itu nama tengah gw deh,hehe..kidding..gw kn org yg tidak sombong sedunia pe :)
yopih: iye ditusuk dari belakang pake samurai bertubi" juga pasti sakit bgt tuh rasanya

aleskyarose said...

Lbh menyakitkan mana kalah dlm ptandingan ato kalah dlm khdupan? hehehe
kalah bkn berarti akhir sgalanya, tp justru kekalahan ntu bisa membuat lu smkin mhargai apa yg dah pnh lu dptkn n sbg ajang introspeksi diri, brusaha sbaik mngkin utk capai yg tbaik (btw gw ngomong apaan seh hehehehehe)

ayo cuy cia you......