December 8, 2008

Sempat terlupakan

”nda” begitulah sapaanmu untukku. Dulu, tiada satu haripun yang mampu terlewat tanpa sapaan itu. Entah padanan apa yang cocok untuk melukiskan kebersamaan kita saat itu.

Pelukan dan air mata itu masih kuingat hingga saat ini. Pelukan yang membuatku mengerti betapa dibutuhkannya aku olehmu, oleh seorang sahabat. Air mata yang membuatku percaya tulusnya rasamu untukku, untuk seorang sahabat.

Saat itu..
Tawamu adalah tawaku dan tawaku menjadi tawamu
Senangmu adalah senangku dan senangku menjadi senangmu
Bahagiamu adalah bahagiaku dan bahagiaku menjadi bahagiamu

Saat itu..
Susahku menjadi susahmu dan susahmu adalah susahku
Sedihku menjadi sedihmu dan sedihmu adalah sedihku
Air mataku menjadi air matamu dan air matamu adalah air mataku

Namun..
ketika kebahagiaan itu terlalu menyelimutiku, aku tidak lagi merasakan hadirmu. Aku tidak lagi bahagia karena kebahagianmu, aku tidak lagi senang karena kesenanganmu, aku tidak lagi susah karena kesusahanmu, aku tidak lagi sedih karena kesedihanmu dan aku tidak lagi menangis karena tangismu. Aku terlalu bahagia dengan kebahagiaanku... Hingga akhrinya selimut kebahagiankupun tersingkap, namun kau masih ada disana untukku. Kau mampu mengejutkanku karena sedihku masih menjadi sedihmu, dan air matakupun tetap menjadi air matamu.

Sahabat maafkan aku yang sempat melupakanmu
Sahabat maafkan aku yang kini masih menanggilmu sahabat
Sahabat kini aku kembali untukmu, aku kembali untuk persahabatan kita

Tulisan ini untuk seorang sahabat yang sedang terbaring lemah di rumah sakit,
Lekaslah sembuh sahabatku,
”nda”


1 Comments:

Nanda said...

iy, kadang kita g sadar klo qt sempet ngelupain mereka yang dah begitu baik ma qt....
Pa kabar temennya hari ini? smoga kalian masih tetap bersahabat...!!